Akhlak Tasawuf

Shalat, Terapi Kesehatan Mental (1): Solusi melalui Spiritualitas

Kamis, 12 Desember 2024 | 16:34 WIB

Shalat, Terapi Kesehatan Mental (1): Solusi melalui Spiritualitas

Ilustrasi seseorang yang sedang shalat. (Foto: NU Online Jakarta/Freepik)

Hidup di era modern membawa banyak kemudahan, di lain sisi menghadirkan pula tekanan yang luar biasa dengan berbagai tuntutan yang hadir. Tekanan yang semakin memberatkan tersebut tak jarang membuat seseorang merasa depresi. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Islam adalah shalat sebagai terapi kesehatan mental.

 

Berdasarkan data laporan dari Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2022 (datareportal.com, 2022), pengguna sosial media secara aktif mencapai 68.9% dari jumlah populasi di Indonesia atau sekitar 191.4 juta pengguna media sosial. Data ini menyebutkan rata-rata waktu penggunaan sosial media mencapai 3 jam 41 menit per 24 jam.

 

Penggunaan media sosial yang tinggi memiliki dua sisi: positif dan negatif. Di satu sisi, media sosial memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, berbagi informasi, dan memperluas jejaring pertemanan. Namun, di sisi lain, banyak studi menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap media sosial bisa menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi.

 

Berkenaan dengan ini, sebuah studi dari American Psychological Association menyebutkan bahwa kecemasan digital meningkat seiring meningkatnya waktu yang dihabiskan di media sosial. 


Berdasarkan data di atas, banyak orang merasa terjebak dalam hiruk-pikuk dunia digital yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Meskipun teknologi memberi kemudahan, terkadang hal tersebut menciptakan kekosongan batin yang sulit diatasi dengan cara duniawi.

 

Tuntutan pekerjaan yang tiada henti, persaingan yang semakin ketat, serta kemajuan teknologi yang terus-menerus menginvasi waktu dan perhatian, membuat banyak orang merasa lelah secara fisik maupun mental. Tak sedikit yang mencoba mencari pelarian dari kegelisahan ini melalui berbagai cara, seperti hiburan, perjalanan, scroll media sosial sampai lupa waktu atau bahkan meditasi.

 

Di sisi lain, solusi duniawi sering kali bersifat sementara dan tidak mampu mengisi kekosongan batin yang mendalam. Bagi seorang Muslim, ketenangan sejati tidak terletak pada materi atau aktivitas duniawi, melainkan dalam kedekatan kepada Allah.

 

Spiritual dan Kesehatan Mental

 

Agama Islam telah memberikan solusi dari berbagai masalah yang dihadapi oleh umatnya, tak terkecuali menghadapi rasa penat dan depresi. Sebagai ibadah dan pilar utama Islam, shalat dapat menjadi terapi kesehatan mental.

 

Melalui sholat, seorang muslim menemukan pelabuhan untuk meredakan kegelisahan, memulihkan semangat, dan memperbarui energi spiritual di tengah hiruk pikuk dunia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:


وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

 

"Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (Q.S. Al-Baqarah: 45).


Ayat ini menegaskan bahwa sholat adalah solusi yang Allah tawarkan untuk menghadapi tekanan hidup. Ketika seseorang melaksanakan sholat dengan khusyuk, ia memasuki keadaan di mana jiwanya terhubung langsung dengan Allah, Sang Pencipta.

 

Hal ini memberikan rasa tenang yang tidak bisa ditemukan dalam hiburan duniawi. Di tengah segala kesibukan dunia, shalat menjadi momen istimewa untuk berhenti sejenak, meninggalkan urusan duniawi, dan fokus menghadap Allah.

 

Kendati demikian, tidak semua orang menyadari potensi luar biasa yang ada dalam sholat. Di tengah godaan dunia modern, kualitas sholat sering kali terabaikan, sehingga manfaatnya pun tidak dirasakan secara maksimal. 


Keajaiban Shalat dalam Meredakan Stres


Hiruk pikuk dunia sering kali memicu stres, cemas, dan kelelahan mental. Shalat hadir sebagai solusi, dengan manfaat berikut:


1.    Menenangkan Hati melalui Gerakan Sholat

 

Gerakan dalam shalat, seperti ruku' dan sujud, bukan hanya bentuk ketaatan tetapi juga menyehatkan tubuh. Posisi sujud, di mana kepala bersentuhan dengan tanah, memberikan efek relaksasi yang meredakan ketegangan otak dan pikiran.


2.    Melatih Kesabaran dan Konsentrasi


Shalat mengajarkan disiplin waktu dan khusyuk, yang membantu seseorang fokus pada momen saat ini dan melupakan beban hidup sementara waktu.


3.    Menjadi Waktu Rehat dari Kesibukan


Di tengah kesibukan kerja atau aktivitas harian, shalat menjadi waktu jeda untuk merefleksikan diri, beristirahat, dan memohon petunjuk Allah.

 

Demikianlah shalat sebagai sarana terapi kesehatan mental. Di tengah keramaian media sosial serta tuntutan dari perkembangan zaman yang semakin cepat, kedekatan dengan Sang Pencipta menjadi obat penenang yang terbaik.

 

Wallahu’alam.

 

Kontributor:

Sheyla Aulia Sagita

Mahasiswa Semester 7 Bimbingan Penyulusan Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta